Makna Peninggalan Arkeologi dari Masagus Haji Abdul Hamid bin Masagus Haji Mahmud

Oleh : Mujib

Masagus Haji Abdul Hamid dilahirkan di kampung 5 Ilir, Palembang pada kurang lebih tahun 1811 M. Ia anak Masagus Haji Mahmud alias Kanang, seorang keturunan bangsawan Palembang yang menikah dengan seorang wanita Cina. Beliau termasuk salah seorang ulama yang gigih dan tekun menyiarkan agama Islam. Disamping mengajar di Masjid Agung Palembang sekaligus Imam, ia juga seorang yang andal dalam menguasai hukum Islam, ilmu Falaq, ilmu tentang peredaran bintang dikuasainya dengan baik.

Ide dan gagasan yang begitu cemerlang itu diwujudkannya dalam karya yang menghsailkan berbagai tinggalan arkeologi yang sangat bermanfaat bagi kemajuan Islam di masa-masa kemudian, diantaranya adalah Masjid Mujahiddin di Lawangkidul, Masjid Jami Kiai Haji Masagus Abdul Hamid bin Mahmud di Muara Ogan, Naskah daftar surat-surat yang dibaca pada waktu sholat wajib lima waktu (Naskah I), Naskah jadwal waktu sholat wajib lima waktu (Naskah II), Naskah perpaduan antara Naskah I dan Naskah II. Berdasarkan peninggalannya-peninggalan tersebut dapat diambil suatu makna bahwa Masagus Haji Abdul Hamid adalah seorang yang mempunyai dan menguasai kemampuan dan strategi dakwah Islam. Bagi umat Islam Palembang seluruh tinggalan Masagus Haji Abdul Hamid dianggap sebagai rahmat tersendiri sebagai sarana dan wahana peribadatan dan pengembangan nilai-nilai keislaman.

0 komentar: